Connect with us

Tradisi Yang Dilanggar

Tren

Tradisi Yang Dilanggar

GEOVICE – Debus adalah permainan yang tradisional yang masih berkembang di beberapa wilayah di Indonesia.

Debus merupakan sebuah permainan yang pertunjukan ketangkasan dan keahlian. Pemain debus adalah orang yang kebal terhadap benda tajam, seperti pisau, parang, bor atau sinsaw. Benda benda tersebut tidak mempan pada tubuh pemain debus.

Pemain debus juga tidak terbakar oleh api, berguling guling dalam bara, berjalan di atas pecahan kaca ataupun menyantap pecahan kaca.

Para pemain debus, umumnya memiliki ilmu kebal atau ilmu magic. Namun adakalanya pemain debus tidak memiliki ilmu kebal miliknya  sendiri, tetapi ” dipinjamkan ” oleh seseorang anggota  atau pimpinan  rombongan. Pemimpin rombongan menyalurkan kesaktiannya kepada anggota lain. Sifat nya hanya sementara.

Tradisi Debus masih berkembang dan bertahan hingga kini. Propinsi Banten dan propinsi Aceh adalah dua wilayah yang cukup terkenal dengan atraksi debus.

Di Banten, tradisi atraksi debus diiringi dengan tabuhan Gendang,  sedangkan di Aceh permainan debus diiringi oleh pukulan Rapa’i. Gendang dan rapa’i adalah dua jenis alat musik pukul.

Seiring dengan perjalanan waktu, nilai nilai debus kini mulai bergeser. Hal hal yang dulu dianggap tabu dan terlarang, kini mulai dilakukan.

Di Aceh, sebelum tahun 90-han, debus tidak boleh dimainkan oleh kawula muda, atau jaman sekarang disebut sebagai kaum milenial.

Dahulu, pemain debus adalah pria dewasa dan pria paruh baya. Anak muda hanya boleh menonton atau belajar ilmu debus, namun tidak boleh dipertontonkan kepada khalayak. Pertunjukkan debus hanya milik pria dewasa dan kaum tua. Wanita atau kaum muda  hanya dibolehkan untuk menonton saja.

Sepertinya yang telah kita ketahui,  kini tradisi dalam debus  sudah berubah karena pemain debus di Aceh justru lebih didominasi oleh kaum muda atau para milenial  dan pria paruh baya. Pemain debus tua, kini malah menjadi pelengkap saja.

Kalau pun ada, jumlahnya  menjadi minoritas, sedangkan para milenial justru menjadi mayoritas.

Di banyak tempat, malah kaum tua sudah tak tampak lagi bermain debus. Peran mereka diisi oleh anak muda jaman now.

Namun ada kalanya para pedebus beda generasi ini, bertemu dalam satu panggung. Mereka terlibat ada jago dengan.

Nonton video, persaingan antar generasi  para pemain debus dari generasi, klik di

Persiangan Antar Generasi

 

Seperti di desa Paloh Batee, kecamatan Muara Dua, Lhokseumawe, para pemain debus muda nampak seperti menantang pemain debus jaman old.

Para milenial ini malah saling mengejek dengan  para pedebus tua, suatu hal yang terlarang pada masa lalu.

Continue Reading

More in Tren

To Top