Connect with us

Siapa Sangka! Minyak Pertama Indonesia Ditemukan Karena Obor Kampung

Minyak

Siapa Sangka! Minyak Pertama Indonesia Ditemukan Karena Obor Kampung

Jakarta Industri minyak di Indonesia telah menjadi pilar penting dalam perekonomian nasional. Di balik kemegahan dan kekuatan industri ini, tersimpan kisah menarik tentang sosok perintis yang tanpa sengaja membuka mata dunia terhadap potensi minyak di Tanah Air. Dialah Aeilko Jans Zijlker, yang dikenal sebagai raja minyak pertama Indonesia.

Berawal dari Sebuah Badai

Cerita bermula pada tahun 1880, ketika Zijlker yang saat itu menjabat sebagai manajer di East Sumatra Tobacco Company, tengah melakukan inspeksi rutin di perkebunan tembakau di Deli, Sumatra Utara. Dalam perjalanan pulang, ia terjebak hujan badai dan berlindung di sebuah gubuk bambu bersama seorang warga lokal.

Di tengah malam yang gelap, sang warga membuat api dengan cara unik—menggunakan tanah liat dari kubangan. Kejadian ini memicu rasa penasaran Zijlker, sebab tanah tersebut bisa menyala seperti bahan bakar. Ia kemudian mengambil sampel tanah tersebut dan membawanya ke Batavia untuk diteliti.

Hasil laboratorium mengonfirmasi dugaannya: tanah itu mengandung minyak bumi. Dari sinilah kisah panjang industri minyak Indonesia dimulai.

Mengubah Ketidaksengajaan Menjadi Revolusi Energi

Tak seperti penemu-penemu sebelumnya yang mengabaikan potensi minyak karena kalah pamor dengan komoditas pertanian, Zijlker justru melihat “emas hitam” ini sebagai peluang besar, terlebih saat perusahaan tembakaunya tengah menurun.

Ia kemudian mencari investor hingga ke Belanda dan mendapatkan dukungan dari Royal Dutch. Zijlker juga memperoleh izin pengeboran dari Sultan Langkat. Pada 15 Juni 1885, pengeboran resmi dimulai.

Hasilnya luar biasa. Pada kedalaman 22 meter, minyak menyembur sebanyak 1.710 liter, dan mencapai 8.640 liter di kedalaman 31 meter. Pengeboran terus berlanjut hingga 121 meter dan menghasilkan ratusan ribu liter minyak.

Kilang Pangkalan Brandan dan Lahirnya Industri Minyak Nasional

Temuan ini melahirkan kilang minyak pertama Indonesia yang dikenal sebagai Pangkalan Brandan, salah satu ladang minyak terbesar di Sumatra. Meski Zijlker hanya memegang kendali selama lima tahun sebelum menjual kepemilikannya ke Royal Dutch, warisannya tetap abadi.

Operasional kilang dilanjutkan oleh Bataafsche Petroleum Maatschappij, perusahaan gabungan Royal Dutch dan Shell. Produksi meningkat pesat hingga jutaan barel per tahun, menjadikan Indonesia sebagai pemain penting di kancah perminyakan dunia.

Kini, Pangkalan Brandan tetap beroperasi di bawah kendali PT Pertamina (Persero), sebagai simbol warisan sejarah energi nasional.

Dari Penemuan Lokal ke Industri Raksasa

Kisah Aeilko Jans Zijlker membuktikan bahwa revolusi besar bisa lahir dari ketidaksengajaan. Penemuannya membuka mata banyak pihak bahwa minyak bisa menjadi jalan menuju kekayaan dan kemajuan industri.

Memasuki abad ke-20, minat terhadap minyak di Indonesia meningkat tajam. Banyak perusahaan dan individu beralih dari sektor perkebunan ke pertambangan. Tak hanya di daratan, pengeboran pun meluas ke wilayah laut.

Kini, lebih dari satu abad kemudian, industri minyak tetap menjadi urat nadi ekonomi Indonesia. Namun tak banyak yang tahu, semuanya bermula dari obor sederhana yang dinyalakan di malam hujan badai—oleh seorang petani lokal dan seorang manajer tembakau Belanda bernama Zijlker.(*)

 

Continue Reading
You may also like...

More in Minyak

To Top